
Tentang Stigma Cewek Indonesia dan Cowok Bule
Dahulu kala, sebagai cewek Indonesia yang tinggal di luar, seringkali saya menerima stigma-stigma tertentu yang ironisnya datang dari orang sekampung.
Saat akan berangkat, seorang kerabat yang agak Western-minded, berkata girang kepada saya,
“Yes…sebentar lagi kita akan punya anak cucu ala Sophia Latjuba! ”
((Blasteran, maksudnya. Kira-kira tahu beliau dari generasi mana kan?Hahaha))
Dan setelah berada cukup lama disana, saya diganggu-ganggu, oleh beberapa perempuan Indonesia “matang” yang berdomisili di tempat itu.
“Belum dapat pacar bule juga? Gimana, sih…”
“Tanya, deh, mba W bagaimana caranya dapet. Sampai dinikahin lagi. ”
“Caranya adalah XXX dan XXXX dulu….”
hey, ini cuma sensor jangan dianggap kode macem-macem, ya
Diam-diam saya…🙄🙄
Kayaknya saya itu kuliah dalam rangka belajar, deh. Ngelmu….* bapak pendidikan bertepuk tangan*
Masa, sih, semua cewek Indonesia yang merantau jauh-jauh tujuan akhirnya cuma supaya dapat bule?
Apa iya kaum saya sampai segitunya? Moga-moga enggak, ya #menolakpercaya. Perlu berpikir lebih panjang, bila hanya menilai cowok secara ras, lalu mengabaikan kualifikasi lain yang justru lebih penting. Coba, deh, suka nggak kalau hal itu terjadi pada anak cowok atau saudara cowok kita?
Saat tinggal di Prancis, saya menganggap cowok-cowok bule yang saya kenal, sebagai kawan. Saya menerima banyak sisi positif dari cara berpikir yang demikian. Yaitu bisa menilai dengan lebih obyektif cara pandang mereka terhadap kehidupan dan menikmati pergaulan seperti apa adanya. Masih ngobrol santuy sampai sekarang. Ada yang bercerita sudah dapat pasangan orang Indonesia, ada yang sedang di Maroko, ada yang nyangkut di Malaysia, ada yang jadi atlet skate board.
Dan saya memiliki kesimpulan, pertemanan seringkali jauh lebih langgeng daripada pacar-pacaran. Serta lebih tulus. Apapun jenis gendermu.
Di beberapa postingan ke depan saya akan bercerita tentang hal-hal unik selama bergaul dengan mes amis français. Semuanya baik-baik dan kocak-kocak.
Niat saya menuliskannya agar pembaca Indonesia umumnya- cewek-cewek khususnya- bisa melihat cowok bule sebagai sebuah karakter juga. Manusia seperti apa adanya.
Gambar fitur: Free-Photos dari Pixabay

Jadi Langsing di Prancis

Kisah Dua Antoine I
You May Also Like

Anak atau Kerabat Alami Gegar Budaya Balik?
May 2, 2020
Pray for Paris (Unity)
November 15, 2015
15 Comments
denaldd
Baru nyadar, ternyata akun ini sama yang Phebie itu sama. Pantas dulu aku ngerasa cara menulisnya kok sama, tapi cara membalas komennya yang agak beda
ExParisienne
Eh? Pernah ditulis kok di blog yang lain. Memang nicknya yg disini dibedain supaya waktu blogwalking ingat backlinknya pakai url blog yg mana 😁
Ai
Menunggu cerita selanjutnya mba…
Menarik baca pengalaman yg pernah merantau di LN dari sudut pandang Mba Phebie 👍
Ex-Parisienne
Terima kasih. Huah deg deg an 😁
Ai
Sama-sama Mba, santai aja Mba 😁
Frany Fatmaningrum
Setuju sama kesimpulannya 👍
ExParisienne
Terima kasih
Emaknya Benjamin br. Silaen
Kadang ada yg pengen ke LN tempat bule berada, kuliah atau kerja adalah batu loncatan utk mencapai tujuan utama (cari pacar bule) 😆 . Waktu itu sempat ku baca blog yg berkeluh kesah ttg au pair yg harusnya tugasnya menjaga anak2 hostnya, malah asik berburu mr. bule ; ujungnya klo wanita muda Indonesia banyak yg begini bikin nama jelek bangsa jg kan.
ExParisienne
Nah iya. Kalau sampai jadi seperti itu kan malah menyusahkan, ya?
yayangneville
Hihihi generasi Sophia Latjuba, akuuuuu diantaranya, duh tua nya diriku😂
ExParisienne
Yang penting keliatan awet muda 😁
Rahma balci
sebenarnya ngelola berapa blog sih pheb:D luar biasa kehandle semua ya…, generasi sophia latjuba..ga sekalian ida iasha…
ExParisienne
Hahaha generasi jadul…trmksh, nggak sering juga kok mba, tinggal nempatin tulisan sesuai niche saja..
Bawangijo
DIAM KAU! Gituin aja mbak kalo pada komentar aneh2 😂
Ex-Parisienne
Ahaha…kebanyakan saya bawa santai saja, ya…biarkan ..